Sabtu, 02 Mei 2015

Semua Tentang Atletik Lempar



 
  HALOOOO! Ini adalah artikel pertama dari blog baru gua. Ini adalah artikel tentang Atletik Lempar. Selamat membaca! :)

PENGERTIAN ATLETIK
         
        Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

ATLETIK LEMPAR

1. LEMPAR LEMBING



Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik nomor lempar. Lembing adalah alat yang digunakan dalam olahraga ini. Alat ini berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam di salah satu ujungnya. Pada dasarnya lempar lembing berarti melempar lembing dari tangan dengan sekuat tenaga untuk memperoleh jarak lemparan sejauh mungkin.


1.  Teknik Dasar Lempar Lembing
Dalam lempar lembing terdapat beberapa teknik dasar yang harus diketahui. Teknik dasar tersebut meliputi cara memegang, membawa, dan melempar lembing.
a.  Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang biasa dilakukan para pelempar, yaitu cara Amerika dan cara Finlandia.
1)  Cara Amerika
Pegang lembing di bagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain. Sementara itu, jari-jari lain turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
2)  Cara Finlandia 
Pegang lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar.

 Gambar: Cara memegang lembing: a) cara Amerika dan b) cara Finlandia


b. Membawa Lembing
Ada tiga cara membawa lembing yang biasa digunakan pelempar saat melakukan awalan, di antaranya sebagai berikut.
  1. Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong ke atas.
  2. Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap ke arah depan serong ke atas.
  3. Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong ke arah bawah.


Gambar: Cara membawa lembing
c.  Melempar Lembing
Melempar lembing terbagi menjadi beberapa tahap yaitu awalan, lemparan, dan akhiran.
1)  Awalan
Awalan berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, sikut menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri atas langkah silang (cross step). Pada bagian akhir dapat dilakukan langkah dengan beberapa cara berikut.
  • Dengan jingkat (hop step)
  • Dengan langkah silang di depan (cross step)
  • Dengan langkah silang di belakang (rear cross step)

Proses peralihan (cross step) dilakukan saat kaki diturunkan. Kedua bahu diputar perlahan ke arah kanan (bukan kidal), lengan kanan mulai bergerak dan diluruskan ke arah belakang dengan tubuh bagian atas condong ke belakang. Pandangan selalu melihat lurus ke depan
2)  Lemparan 
Pada gerak melemparkan lembing, tarik bahu kanan dan lengan melakukan gerakan melempar melalui poros bahu dengan kuat ke depan-atas. Badan bergerak melewati kaki depan, lalu melepaskan lembing.
3)  Akhiran 
Gerak akhir lemparan dilakukan dengan melangkahkan kaki ke depan untuk menyeimbangkan gerak agar tidak terjatuh dan tidak melebihi garis batas lemparan.

Gambar: Rangkaian gerak lempar lembing
2.   Bentuk Latihan Lempar Lembing 
Berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan  untuk melatih lempar lembing. Mintalah pengawasan dari guru Anda saat berlatih.
a.  Melempar dari berdiri menghadap ke depan
  1. Pelempar berdiri menghadap ke depan dengan kaki terpisah selebar bahu.
  2. Lembing ditarik dan dipegang di atas kepala, menunjuk ke tanah dengan sudut runcing.
  3. Lembing dilemparkan untuk menancap di tanah 3–4 meter ke depan.

b.  Melempar berdiri menghadap ke samping
  1. Pelempar berdiri dengan kaki 60–90 cm terpisah dengan kaki menunjuk lurus ke depan.
  2. Berat badan ada di belakang, pada kaki kanan.
  3. Kepala menghadap ke depan, sedangkan pinggang dan bahu menghadap ke samping.
  4. Lembing ditarik di mana mata lembing dekat dengan mata pelempar sebelah kanan.
  5. Telapak tangan kanan menghadap ke atas dan di atas garis bahu.
  6. Memulai gerakan dengan mengangkat sedikit kaki dari tanah, dan berat badan ada pada kaki kanan yang dibengkokkan sedikit.
  7. Dorong kaki kanan dengan kuat, berporos pada telapak kaki dan meletakkan kaki kiri di tanah dengan tumit lebih dulu.
  8. Pinggang akan memutar ke depan membentuk punggung melengkung, dengan bahu, lengan, dan tangan mengikuti.
  9. Selama melakukan seluruh gerakan melempar, siku harus dipertahankan selalu dekat dengan lembing. 

3.   Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
Berikut ini beberapa peraturan yang diberlakukan dalam perlombaan lempar lembing.
a.   Lembing
Lembing terbuat dari bambu dengan bagian ujung runcing yang terbuat dari logam. Lembing terdiri atas tiga bagian, yaitu mata lembing, badan lembing, dan pegangan lembing. Ukuran lembing yang digunakan untuk putra memiliki panjang 2,6–2,7 meter dan beratnya 800 gram. Sementara itu, lembing yang digunakan oleh putri memiliki panjang 2,2–2,3 meter dan beratnya 600 gram.
b.   Lapangan Lempar Lembing






Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m dan maksimal 36,5m. Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi lembing. Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan dengan sudut 29-30 derajat memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.

Source: http://www.volimaniak.com/2014/10/ukuran-lapangan-lempar-lembing.html#axzz3Wjwpp2C0 | permainan bola voli


Berikut ini penjelasan tentang lapangan lempar lembing.
  1. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m dan maksimal 36,5m.
  2. Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.
  3. Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan dengan sudut 29 derajat memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.

    c.    Aturan Melempar
    Setiap atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut.
  4. Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.
  5. Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
  6. Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
  7. Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
  8. Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
  9. Ujung lembing tidak membekas pada tanah.

 2. LEMPAR CAKRAM







Lempar cakram (Bahasa Inggrisnya Discus Throw) adalah salah satu cabang olahraga atletik. cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.


1. Teknik Dasar Lempar Cakram

a. Cara memegang cakram


Cara memegang cakram bergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari seseorang. Macam-macam cara memegang cakram banyak digunakan antara lain sebagai berikut:



Cara memegang cakram


  1. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram adalah dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk lekuk pertama dari jari-jarinya.
  2. Cara memegang cakram bagi orang yang memiliki tangan lebar adalah jari telunjuk dan jari tengah berhimpit, jari lainnya agak renggang.
  3. Bagi orang yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram adalah posisi jari sama dengan yang pertama. Hanya letak tepi cakram agak lebih ke ujung jari-jari.

b. Latihan awal lempar cakram

awaln lempar cakram dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran dibedakan menjadi 1 ¼, 1 ½ , dan 1 ¾ . Awalan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang maksimal.





awal lempar cakram

Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:


  1. Ambil posisi berdiri menyamping kea rah lemparan, kaki dibuka selebar bahu, sedikit ditekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki
  2. Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diayun-ayunkan sebanyak 2 – 3 kali yang dilanjutkan dengan awalan berputar.

c. Teknik dasar latihan ayunan lengan saat melempar

Dengan tanpa berhenti sedikitpun dri posisi siap lempar dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannnya adalah sebagai berikut:

  1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki di dorong ke depan atas. 
  2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap kea rah lemparan. Bersiaplah melempar cakram ke  arah depan atas.
  3. Lemparkan cakram dengan sudut lemparan kira-kira 30 derajat. Cakram berputar berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlempar pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.
  4. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.

d. Gerakan akhir setelah melempar cakram

Setelah cakram dilemparkan, kaki kanan segera dipindahkan ke depan dengan sedikit ditekuk agar  badan yang condongnya ke depan tidak terlanjur terdorong ke luar lingkaran. Kaki kri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI DALAM LEMPAR CAKRAM

1. Jatuh ke belakang pada awal putaran
2. Berputar di tempat seperti gasing
3. Membungkukkan ke depan (dibengkokkan pada pinggang)
4. Melompat tinggi di udara
5. Kaki terlalu tegang
6. Penempatan kaki yang tidak sesuai denga sidut llemparan
7. Membawa berat badan pada kaki ke depan dan membiarkan jatuh
8. Membukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri, saat melempar cakram

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM LEMPAR CAKRAM

1. Berputar dengan baik
2. Dorong cakram melewati lingkaran
3. Dapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah
4. Capai jarak yang cukup pada saat melintasi lingkaran
5. Mendaratlah pada jari-jari kaki kanan dan putar secara aktif di atas jari-jari tersebut
6. Mendaratlah dengan kaki kanan dar titik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.


 2. Gambar Lapangan Lempar Cakram

3. TOLAK PELURU 



A.    PENGERTIAN TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
• Untuk senior putra = 7,257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.
B.     TEKNIK DASAR TOLAK PELURU
Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1.      Teknik Memegang Peluru
a.       Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
b.      Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
c.       Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2.      Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3.      Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini,
a.       Menolak peluru dengan kedua tangan
1)      Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
2)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
4)      Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5)      Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b.      Menolak peluru dengan satu tangan
1)      Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
2)      Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)







3)      Lakukan gerakan menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/ pilin tubuh saat melakukan tolakan (carr,1991)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari teknik tolak peluru:
1.      Hal-hal yang disarankan
a)      Bawalah tungkai kiri merndah
b)      Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang
c)      Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak
d)     Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
e)      Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran
f)       Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan
g)      Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2.      Beberapa hal yang harus dihindari
a)      Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
b)      Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c)      Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
d)     Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah badan
e)      Mendarap dengan kaki kaana menghadap ke belakang
f)       Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping
g)      Terlalu awal membuka badan
h)      Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan
C.    PERALATAN TOLAK PELURU
Alat yang di gunakan dalm tolak peluru:
1.       Rol Meter
2.       Bendera Kecil
3.       Kapur / Tali Rafia
4.       Peluru
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk junior putra = 5 kg
Untuk junior putri = 3 kg
5.      Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6.      Ortodox : gaya menyamping
D.    LAPANGAN TOLAK PELURU
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
E.     KETENTUAN DISKUALIFIKASI/KEGAGALAN PESERTA TOLAK PELURU
1.      Menyentuh balok batas sebelah atas,
2.      Menyentuh tanah di luar lingkaran,
3.      Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
4.      Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
5.      Peluru ditaruh di belakang kepala,
6.      Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
7.      Menginjak garis lingkaran lapangan,
8.      Keluar lewat depan garis lingkaran,
9.      Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
10.  Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.


Ini adalah video contoh kejuaraan Tolak Peluru


 



Sekian artikel ini kami share, semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Terimakasih atas sumber-sumber dari artikel ini yang tidak bisa kami tulis satu per satu. Terima kasih.